Pengungsi Gunung Sinabung Tercatat 30.117 Jiwa
JAKARTA, KOMPAS.com – Sampai saat pengungsi di Gunung Sinabung tercatat mencapai angka 30.117 jiwa atau sekitar 9.388 kepala keluarga. Jumlah tersebut berasal dari kecamatan Payung sebanyak 8 desa, kecamatan Simpang Empat sebanyak 7 desa, kecamatan Namantran 13 desa dan kecamatan Tiganderket 6 desa.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebanyak 16 desa dan 2 dusun yang masih harus tetap mengungsi dari rekomendasi PVMBG, karena berjarak di radius 3-5 km.
Sedangkan 16 desa yang berjarak di radius lebih dari 5 km sudah diizinkan untuk pulang pekan depan. Adapun tahapan pemulangan pengungsi dibagi menjadi tiga tahapan, di mana tahap pertama pengungsi di radius 5 km dengan jumlah pengungsi 13.828 jiwa dengan 4.639 kk akan dipulangkan minggu depan.
Pengungsi tersebut mendapatkan cash for work (padat karya) dari BNBP sebanyak Rp 50.000 per kepala keluarga setiap harinya selama dua bulan. “Pengungsi yang mendapat jaminan hidup dari kemsos sebanyak Rp 6.000 per orang tiap harinya dan 400 gram beras, sedangkan pengungsi yang tidak mengungsi hanya mendapatkan cash for work tetapi tidak diberikan jaminan hidup,” ujar Sutopo di Kantor BNBP, Jalan Ir H Juanda, Jakarta Pusat, Minggu (2/2/2014).
Adapun cash for work adalah dengan melakukan aktivitas membersihkan dan memperbaiki rumah, tanaman/kebun, jalan dan sebagainya sesuai dengan aspirasi pengungsi.
Pembersihan jalan, perbaikan listrik, air bersih dan lainnya dilakukan pemerintah, TNI/Polri dan SKPD terkait. Sementara, BNPB membantu menyediakan alat kebersihan. Untuk tahap kedua pengungsi di radius 3-5 km dengan jumlah pengungsi 15.982 jiwa atau 4.639 kk masih belum bisa dipastikan, mereka akan dipulangkan bersamaan dengan penurunan aktivitas Gunung Sinabung.
Diperkirakan sekitar akhir Februari ataupun awal Maret. Sutopo mengatakan tahap kedua pengungsi mendapat cash for work dan jaminan hidup, perbaikan fasilitas umum, fasilitas sosial dan lahan pertanian yang dibantu oleh pemerintah.
Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan bibit, pupuk dan alat pengolahan tanah. Sedangkan untuk tahap ketiga adalah relokasi 5 desa karena berada di radius kurang dari 3 km, yakni Desa Simacem, Desa Bekerah, Desa Sigarang-Garang, Desa Sukameriah dan Desa Sukanalu dengan jumlah 1.109 kk.
Pemda kabupaten Karo akan menyediakan lahan relokasi untuk 1.000 KK seluas 25 ha dan membangunkan hunian atap anti gempa sebesar Rp 30 juta per kepala keluarga. Jika warga tidak mau relokasi maka akan dibangunkan shelter evakuasi.
Sumber: http://regional.kompas.com/read/2014/02/02/1328110/Pengungsi.Gunung.Sinabung.Tercatat.30.117.Jiwa
- Published in Berita
Berbahaya, Pencarian Korban Awan Panas Sinabung Dihentikan Sementara
KABANJAHE, KOMPAS.com – Tim SAR (Search and Rescue) yang diterjunkan mencari korban awan panas di Desa Sukameriah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara terpaksa menghentikan sementara pencarian karena gangguan awan panas, Minggu (2/2/2014) siang.
Salah seorang relawan, Fahmi (34) di Kabanjahe, menjelaskan, situasi medan tempat terjadinya bencana sangat berbahaya dan mencekam. Saat proses evakuasi, masih terjadi luncuran awan panas akibat erupsi Gunung Sinabung yang terjadi dua kali.
Para Tim SAR yang terdiri dari Satgas BNPB, TNI- AD, Polri, Tagana dan sejumlah relawan, menurut dia, sempat lari ketika terjadinya awan panas secara tiba-tiba.
“Semburan awan panas itu diiringi suara gemuruh, dan angin kencang yang berasal dari puncak Gunung Sinabung di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung, atau sekitar 3 Km dari kawah gunung berapi tersebut,” ucap Fahmi seperti dikutip dari Antara.
Dia mengatakan, saat pencarian para korban tersebut, Tim SAR hanya diberikan waktu selama 10 hingga 20 menit di lokasi kejadian, karena intensitas Gunung Sinabung masih keadaan tinggi dan mengeluarkan awan panas.
Pencarian warga korban awas panas di Desa Sukameriah atau sekitar 15 Km dari Kota Kabanjahe, kata Fahmi, hanya dilakukan dua kali. Setelah itu langsung dihentikan karena cuaca tidak mendukung serta kabut tebal. Diduga masih ada yang belum ditemukan
“Penghentian pencarian korban hari ini (Minggu, 2/2) pukul 13.00 WIB, juga berdasarkan saran dari PVMBG yang berada di Kabupaten Karo,” kata Relawan.
15 korban tewas
Tercatat 15 korban tewas akibat semburan awan panas Gunung Sinabung di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung. Mereka, yakni Surya Sembiring (24) asal Desa Guru Kinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Alexander Sembiring (17) pelajar SMA I Merdeka, Kabanjahe, Daud Surbakti (16) pelajar STM Berastagi.
Dipa Nusantara (17) pelajar STM Berastagi, David (17) pelajar STM Berastagi, Mahal Surbakti (25) guru honor SD di Desa Gurukinayan, Teken Sembiring (49) pengungsi Desa Guru Kinayan, dan Santun Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Aceh.
Kemudian, Fitriani Boru Napitupulu (19) mahasiswi GMKI asal Kuta Tengah Lawe Agara, Aceh, Asran Lubis (21) mahasiswa GMKI asal Desa Pardamean, Kutacane, Agara, Aceh, dan Marudut Brisnu Sihite (25) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Agara, Aceh.
Rizal Syahputra (25) wartawan salah satu media di Medan, Daniel Siregar (22) mahasiswa GMKI asal Kuta Cane, Aceh, Zulpiandi Mori (21) mahasiswa GMKI asal Desa Lau Bakung, Kuta Cane Agara, Aceh, dan Thomas Sembiring (27) photo grafer asal Jaberneh, Medan.
Sedangkan, korban luka bakar, dan saat ini masih dirawat intensif di RSU Efarina Etaham, Kabanjahe, tinggal tiga orang lagi. Mereka, yakni Sahat Sembiring (40) asal Desa Guru Kinayan, Erwin Milala (40) asal Desa Sukameriah dan Doni Sembiring (65) asal Desa Sukameriah.
Sumber: http://regional.kompas.com/read/2014/02/02/1824358/Berbahaya.Pencarian.Korban.Awan.Panas.Sinabung.Dihentikan.Sementara
- Published in Berita
Korban Selamat Sinabung Dalam Kondisi Kritis
REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE — Kondisi kedua korban awan panas Gunung Sinabung, Donny Sembiring (70) dan Sehat Sembiring (40) masih dinyatakan kritis. Saat ini keduanya masih dalam perawatan intensif di ruang ICU RS Efarina Etaham.
Menurut dokter yang menangani kedua pasien tersebut, Arna Fransisca mengatakan, keduanya masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Luka bakar yang dideritanya mencapai 60 persen.
“Kalau Surya yang meninggal tadi pagi memang parah, luka bakarnya 70 – 80 persen. Namun dua pasien selamat lainnya, saat ini masih tergolong kritis,” kata Arna saat dihubungi Republika, Ahad (2/2).
Dia menambahkan, kondisi keduanya juga sempat dinyatakan drop tadi sore. Namun pihaknya sudah mengambil tindakan atas situasi tersebut.
Arna mengatakan, saat masuk ke rumah sakit pada Sabtu (1/2) kemarin, ketiganya masih dalam keadaan sadar. Namun setelah operasi, hingga kini, belum bisa dikatakan stabil.
Sebelumnya, Surya Sembiring (24) salah seorang korban awan panas Gunung Sinabung meninggal dunia. Sedangkan dua korban lainnya, Dony dan Sehat masih dalam perawatan intensif.
Surya bersama dengan Sehat dan Dony pada Sabtu (1/1) melangsung ziarah ke Desa Sukamekar. Namun pada pukul 10.30 tiba-tiba Gunung tersebut kembali memungeluarkan awan panasnya.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/02/02/n0das4-korban-selamat-sinabung-dalam-kondisi-kritis
- Published in Berita