Komite Kemanusiaan Indonesia (KKI) Gandeng PT. Fast Food Indonesia Berbagi Paket Makanan
ERANTB.COM– Yayasan pendidikan Swadaya Ummat As-Syamil dan Komite Kemanusiaan Indonesia wilayah NTB melaksanakan pembagian paket makanan siap saji. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Komite Kemanusiaan Indonesia (KKI) dengan PT. Fast Food Indonesia bertempat di desa Lenek Daya , kecamatan Lenek kabupaten Lombok Timur Selasa, 11/2020.
Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dihadiri pengurus dan relawan KKI NTB, pimpinan KFC wilayah NTB-NTT juga pimpinan Yayasan dan jajarannya. Penerima bantuan sejumlah 150 orang yg berasal dari warga dan masyarakat setempat yang kurang mampu, anak yatim dan santri yang berada disekolah.
Kegiatan ini bertujuan untuk terus memupuk rasa kepedulian pada sesama yang membutuhkan dan kurang mampu sebagai bentuk nyata gerakan kemanusiaan dan kebaikan lembaga Komite Kemanusiaan Indonesia,” tutur M.Turmuzi Ramdhani (Relawan KKI NTB).
Disaat yg sama Ariansyah menyatakan Pelaksanan kegiatan berlangsung khidmat dan lancar diawali do’a, sambutan-sambutan, penyerahan secara simbolis bantuan dan akhir dengan penutupan serta do’a,” Ungkap Ariansyah.
- Published in Berita, Program Sosial
KKI NTB Bagikan Makanan Siap Saji untuk Santri dan Anak Yatim Piatu
SELONG-Komite Kemanusiaan Indonesia (KKI) wilayah NTB membagikan paket makanan siap saji kepada masyarakat dan anak yatim piatu, bertempat di Yayasan Asy-Syamil Desa Lenek Daya, Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur, belum lama ini.
Relawan KKI NTB, Ainul Rahman mengatakan, terselenggarannya kegiatan KKI NTB berbagi, atas kerjasama yang dilakukan bersama PT.Fast Food Indonesia atau yang lumrah terkenal dengan nama KFC.
“Kegiatan ini bertujuan untuk terus memupuk rasa kepedulian pada sesama yang membutuhkan dan kurang mampu. Terlebih di situasi pandemi Covid 19, dimana Masyarakat sebagian besarnya mengalami kesulitan,” terangnya kepada radarlombok.co.id, Jumat kemarin (27/11/2020).
Disampaikan, bahwa dalam pelaksanaan kegiatan berbagi yang menghadirkan pengurus dan relawan KKI NTB, serta pimpinan KFC wilayah NTB-NTT dan diikuti oleh pimpinan Yayasan Asy-Syamil serta jajarannya.
“Penerima bantuan sendiri sejumlah 150 orang yang brasal dari warga dan masyarakat setempat, dan juga anak yatim serta santri yang bersekolah di yayasan tersebut,” katanya.
Kegiatan berlangsung tertib dan lancar dengan tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan Covid-19. Dimana sebelum dimulai acara, tentu diawali dengan pembacaan doa, kemudian sambutan-sambutan, serta pembagian paket makanan, dan ditutup dengan doa. “Alhamdulillah acara berjalan lancar dan tertib,”bucapnya.
Kedepan kegiatan yang sama juga akan terus dilakukan, tidak hanya dilakukan di Lombok Timur, apalagi KKI NTB sudah sering melaksanakan kegiatan sosial untuk membantu masyarakat NTB. Sejak musibah gempa bumi yang melanda pulau Lombok pada 2018 lalu juga ikut ambil bagian untuk meringankan beban masyarakat.
Mengingat saat ini masih pandemi Covid-19, sehingga KKI NTB jarang melakukan kegiatan. “Tapi insya Allah kita akan tetap laksanakan, untuk kegiatan selanjutnya, mudahan kita bisa kolaborasi dengan berbagai pihak lagi,” tutupnya. (sal/*)
Sumber: https://radarlombok.co.id/kki-ntb-bagikan-makanan-siap-saji-untuk-santri-dan-anak-yatim-piatu.html
- Published in Program Sosial
Nggak Sholat Ied? Nggak Afdol?
Oleh: Masturi Istamar Suhadi, Lc.,M.Phil *
Ada momen yang ditunggu selain adzan Maghrib, saat menjelang akhir Ramadhan? Apa itu? Hasil Sidang Isbat. Ya, tidak dapat dipungkiri, keputusan itu ditunggu jutaan umat Islam di Indonesia. Malam nya takbiran atau masih sholat tarawih?
Hasil sidang Isbat Kementerian Agama sudah turun. 1 Syawal ditetapkan bertetapan dengan Ahad, 24 Mei 2020. Kali ini ada rasa yang beda? Lho, kenapa beda? Ini yang menarik. Kita harus ingat, saat ini masih masa pendemi Covid19. Belum lagi, sudah sepekan ini, bersliweran di media, termasuk media sosial. Bagaimana menjalankan sholat Ied? Nggak lengkap nih, kalau puasa Ramadhan terus nggak Slolat Ied. Nggak afdol deh. Dan masih banyak lagi.
Saya pun mendapat banyak pertanyaan melalui WA, maupun telepon. Beberapa diantaranya seperti ini:
“Ustadz, jadi Imam dan Khotib Sholat Ied di daerah mana? Saya mau ikut sekalian silaturahim”
“Pak Dosen, saya diajak tetangga sholat Ied di gang kluster rumah kami. Lumayan ada 10 rumah. Kalau dihitung, ada 40 orang. Mohon petunjuk, apa boleh? Kalau boleh, apa tata caranya sama?”
“Pak Kyai, itu di WAGroup saya, kok katanya bisa sholat Ied di rumah masing-masing. Lha, saya gimana? Di rumah kan cuma ada suami, saya, anak perempuan dan Ibu saya. Saya bingung. Bagaimana caranya Sholat Ied di rumah?”
Sahabat, sobat muslim, muslimin/muslimat yang berbahagia. Perkenankan saya menjawab dengan syariat yang saya pahami dan sering saya utarakan pada kesempatan yang lalu. Jawaban ini saya broadcast setiap ada pertanyaan langsung wapri maupun lewat WAGroup.
“Mohon maaf Bapak/Ibu, di rumah saya tidak ada sholat Ied. Kami in sya Allah mengadakan sholat dhuha, setelah usai saya memberi kultum untuk keluarga saya. Dilanjutkan makan ketupat plus sayur lodeh menu favorit keluarga”.
Sahabat, afdol itu rasa. Lagi-lagi soal perasaan. Syariat lebih utama. Kondisi saat ini, kita harus tetap menjaga jarak. social distancing. Menjaga diri jauh lebih baik. Menjaga diri dan keluarga, berarti menjaga Indonesia.
Dan ini pesan saya, mari jangan dibikin ribet sesuatu yang sederhana.
Wallaahu a’lam.
Perkenankan dalam kesempatan ini, saya mengucapkan:
Taqabbalallaahu minna wa minkum.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441H
Langit biru menentramkan batin,
Menambah rasa rindu di hati,
Mohon dimaafkan lahir batin,
Jauh di mata, tetap dekat di hati.
*) Masturi Istamar Suhadi, Lc., M.Phil. adalah Direktur Eksekutif Komite Kemanusiaan Indonesia (KKI). Salah satu lembaga yang melayani masyarakat utamanya dalam ketanggapdaruratan bencana alam. Beliau adalah alumni Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo. Menyelesaikan studi S1 di Al Azhar University, Cairo, Mesir dan menamatkan program master dalam bidang hadits di International Islamic University, Islamabad, Pakistan. Selain itu adalah pengurus wilayah Perguruan Beladiri Indonesia Tapak Suci. Masih aktif sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi dan juga nara sumber di masjid dan majelis taklim.
- Published in Suara KKI
Mall dan Pasar Dibuka, Perlukah Masjid Juga Dibuka Saat Ini?
Oleh : Masturi Istamar Suhadi, Lc, M.Phil *)
Beberapa hari ini, kita disuguhkan informasi yang sungguh memilukan. Apa itu? Mal dibuka pada masa pandemi belum usai. Mereka seakan berbondong-bondong. Seperti layaknya bendera start lomba lari marathon dibuka atau lampu Formula 1 atau MotoGP berwarna hijau. Mak brung !
Nah, timbul pertanyaan besar yang langsung bertubi-tubi kepada saya.
“Kenapa Masjid ditutup, tapi mal, tempat, pasar dan gedung bioskop tetap dibuka?”
“Ayo ustadz, masjid kita ini, kita buka lagi. Kita sholat berjamaah lagi. Kami rindu, ustadz”.
Perkenankan saya dengan segala kerendahan hati, menanggapi hal seperti ini. Saya berpendapat mari kita kembalikan kepada ilmu syariat. Dalam kondisi seperti ini, ilmu syariat mengajarkan untuk tidak berkumpul-kumpul dan tetap menjaga social distancing.
Kita melaksanakan social distancing bukan karena ikut-ikutan atau karena emosi apalagi perasaan. Sekali lagi, rindu itu perasaan. Kangen idem ditto.
Mari kita ingat kembali, kita melakukan itu karena ibadah dan ilmu syariah yang mengajarkan kita untuk tidak membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.
لا ضرر ولا ضرارا.
Tidak bahaya dan tidak memberikan bahaya.
Jadi, saudaraku, sahabat-sahabat semua, apakah ketika mal dan gedung bioskop tetap dibuka kita layak ngiri? Tidak. Nggak perlu.
Mari kita merenung dan berpikir sejenak.
Ketika mal itu dibuka. Siapa yang mendapatkan bahaya? Pengunjung.
Kalau terpapar penyakit Covid19 siapa yang rugi? Pengunjung.
Siapa yang rugi? Pengunjung.
Apakah pemilik mal dan pemilik gedung bioskop dirugikan ketika pengunjung menjadi penderita pandemi? Tidak.
Apakah ketika pengunjung itu dirawat karena menderita Covid19 pemilik mall dan pemilik gedung bioskop dirugikan? Tidak.
Apakah ketika pengunjung menderita Covid19 dan mengeluarkan biaya pengobatan sendiri merugikan pemilik Mall dan gedung bioskop? Tidak.
Apakah ketika semua pengunjung mal dan gedung bioskop meninggal, pemilik mal dan gedung bioskop ikut bertanggung jawab dan nemberikan kepeduliannya? Tidak sama sekali. Sepeser pun mereka tidak akan mengeluarkan uang. Dan tidak akan memgeluarkan uang. Yang ada pada otak mereka itu bagaimana bisa mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya sekalipun di atas penderitaan orang lain. Naudzubillah min dzalik.
Bagaimana dengan masjid?
Masjid, pengurus masjid dan jamaah masjid selalu memberikan yang terbaik. Sebisa yang mereka lakukan. Kala ada yang kesulitan ekonomi, mereka berusaha untuk saling bantu, ketika ada yang sakit, mereka berusaha saling meringankan. Ketika ada yang meninggal dunia, paling tidak mereka membacakan doa dan mengantar ke kuburan. Itulah sebabnya mereka melaksanakan kaidah :
درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
Menghindari kerusakan diutamakan atas berbagai maslahah.
Menjaga nyawa adalah primer ( الضروريات ) yang didahulukan atas syiar agama ( الشعائر ). Kondisi seperti saat ini, syiar agama merupakan sekunder ( الحاجيات ).
Apakah itu bisa dibandingkan antara mal dan masjid? Jelas tidak. Beda banget.
Ditambah lagi bagi seorang muslim yang berakal dan punya pemahaman, bila tahu ada berkembangnya Covid19 dan membahayakan maka ia tidak akan menceburkan dirinya pada hal yang merusak.
Karena dia paham perintah Allah SWT:
ولا تلقوا بأيديكم الى التهلكة
Janganlah kalian menjerumuskan diri kalian pada kehancuran.
Kala kita tahu bahwa penyebaran Covid19 itu dengan jarak dekat, maka kita tidak akan melakukan itu. Karena itu membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Sebagai penutup, kalau diperhatikan kondisi kedisinian dan kekinian, dan maraknya ajakan provokatif untuk membuka masjid dalam kondisi seperti ini, saya meragukan ajakan itu. Sekali lagi dengan segala kerendahan hati. Entah itu bersumber dari orang atau lembaga. Ajakan itu perlu ditolak. Sekali lagi tolak. Saya khawatir, ada pihak-pihak yang sengaja membenturkan semua unsur anak bangsa ini. Waspadalah.
Mari kita jaga Indonesia. Kita pahami. Kita pahamkan sekeliling kita. Karena kita adalah SDM yang unggul. Indonesia sehat. Indonesia maju.
Semoga sedikit penjelasan ini bisa menambah wawasan dan mengembalikan logika kita. Tidak gampang baper, iri, apalagi emosional.
*) Masturi Istamar Suhadi, Lc., M.Phil. adalah Dosen dan juga Direktur Eksekutif Komite Kemanusiaan Indonesia. Beliau Alumni Gontor, Universitas Al Azhar, Mesir dan International Islamic University Islamabad, Pakistan.
- Published in Suara KKI
Distribusi Makanan Buka Puasa Ramadhan Hari Ke 6
Distribusi makanan untuk berbuka puasa Ramadhan hari keenam sebanyak 200 paket nasi box untuk masyarakat khususnya yang terdampak wabah covid 19 seperti pedagang kecil, supir angkot, korban PHK dan lain sebagainya di Tangerang Selatan (29/4).
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad)
Yuk, ikut bantu saudara ringankan beban mereka.
SALURKAN DONASI IFTOR ANDA MELALUI KOMITE KEMANUSIAAN INDONESIA
Bank Muamalat 311.001.5736
BCA 4740.51.3333
An. Yayasan Kemanusiaan dan Kesejahteraan Indonesia
Gunakan Kode Transfer: 20, Contoh Rp.1.000.020,-
Konfirmasi Donasi 08787.593.6892
FB: www.facebook.com/kemanusiaanindonesia
IG: www.instagram.com/kemanusiaanindonesia
WEB: www.kemanusiaanindonesia.org
#kki #pedulicorona #covid19 #ramadhanberbagi
- Published in Program Sosial
Covid 19 Di NTB Semakin Meningkat. Ayo Bantu NTB
Oleh: Amri (Relawan Komite Kemanusiaan Indonesia di Lombok, NTB)
Kasus pertama Covid 19 di NTB pertama kali di deteksi di Kab Lombok Timur salah satu Kabupaten terbesar Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten yang berada di Pulau Lombok tersebut. Kasus 01 atau pertamanya adalah seorang pimpinan Yayasan Ponpes Al Gontori Kec Aikmel yang baru saja tiba dari Jakarta, dan tren peningkatanya semakin bertambah setiap harinya, bahkan sekarang NTB masuk 10 zona merah di Nasional dan presiden RI intruksikan Gubernur NTB untuk melaksanakan PSBB.
Dampak ini yang mengakibatkan perekonomian masyarakat semakin menurun, bisnis di sektor pariwisata pun menurun sehingga banyak sekali yang merasakan dampak dari covid 19 ini, terakhir Cluster Gowa adalah pasien terbanyak dari NTB karena pernah melakukan perjalanan ke Gowa dari temen-temen Jamaah tabligh, update terakhir per tgl 29 April 2020 kasus Covid19 di NTB sudah tembus 230 orang dengan Kota Mataram sebagai daerah yang paling banyak terjangkit kasus positif.
Menurut analisis, Pemda Lombok Tengah agak kesulitan pemetaan pembawa Covid19 ini sehingga di buat cluster-cluster, dan yang terdekat dan terbanyak adalah cluster Gowa. Alat tes kit juga baru ada dua minggu terakhir, untuk meminimalisir maka di karantina semua, kita ini berada di No. 7 di Indonesia dan terlalu meremehkan virus ini. Jika komitmen 14 hari di patuhi sehingga bisa menekan angka dari bertambahnya kasus covid 19 di NTB.
Dan sudah tersebar beberapa rumah sakit sebagai rujukan pasien covid19. NTB berbeda dengan Jakarta, berbeda dengan Jawa Barat maupun Provinsi yang maju lainnya di Indonesia sehingga trend angkanya meningkat dan dari segala keterbatasan yang ada membuat kami kewalahan dalam menyikapi bencana non alam ini di provinsi NTB, namun dengan komitmen bersama dan kepedulian kita antar sesam insyaAlloh bencana ini akan segera berlalu dan normal kembali aktivitas masyarakat seperti biasa.
Maka dari itu untuk meringankan beban saudara-saudara kita masyarakat terdampak covid19 di Lombok dan sekiternya, mari kita sisihkan sebagian dari rezeki kita untuk membantu masyarakat yang terdampak langsung secara ekonomi akibat wabah Covid19. Terlebih di bulan suci Ramadhan ini dimana amal kebaikan akan dibalas berlipa-lipat ganda, jadi ayo bersama untuk terus beramal dan semoga keadaan semakin membaik dan normal kembalik aktivitas perekonomian di NTB. Aamiin.
- Published in Suara KKI
Selamat Datang Abdullah Syamil
Ya, selamat Datang Abdullah Syamil ke dunia. Sambutlah dunia dengan senyum dan optimismu. Dunia menunggu kehadiranmu.
Jumat, 17 April 2020 Ibu Uswatun Hasanah melahirkan putra yang ke 3 nya. Bersama suaminya Bapak Pri Desta Yudha bayi mungil itu diberi nama “ Abdullah Syamil “. Abdullah artinya Hamba Allah, Syamil artinya “Yang Mencakup” maksudnya “ Sing Mrantasi “ dalam bahasa jawa. Kehadirannya menyelesaikan segala kesulitan dan problem. Sosok yang bisa memberikan solusi untuk banyak orang adalah sosok yang ditunggu oleh semua kita saat ini. Kalau orang yang mampu menyelesaikan masalah sendiri, banyak kita dapatkan. Apalagi menyelesaikan masalah sendiri dengan menyusahkan orang lain, jauh lebih banyak lagi. Tapi sosok yang bisa menyelesaikan masalah orang banyak, itu yang ditunggu masyarakat saat ini. Karena orang bisa menyelesaikan masalah orang lain, berarti dia sudah bisa menyelesaikan masalahnya sendiri dan berbagai masalah di keluarganya. Apalagi di musim pandemi COVID19, PRIBADI HAMBA ALLAH YANG CAKAP, sangat diharapkan.
Sebagai tanda optimis akan kehadiran sang “ Abdullah Syamil” dan kesyukuran atas kelahiran itu, Bapak Pri Desta Yudha dan Ibu Uswatun Hasanah mengadakan aqiqoh untuk sang Putra Ketiga. Komite Kemanusiaan turut bangga dengan acara itu, karena Komite Kemanusiaan Indonesia diberi amanah untuk melaksanakannya. Kesyukuran atas kelahiran Abdullah Syamil adik dari Bang Zaki dan Bang Akhtar ini disambut dengan senyum gembira penuh doa untuk mereka dari penerima manfaat karena makan siang menyapa mereka. Selamat datang ananda “ Abdullah Syamil”, semoga semakin sholeh dan sehat selalu. Dan selamat untuk Bapak Pri Desta Yudha, Ibu Uswatun Hasanah, Abang Zaki dan Bang Akhtar. Komite Kemanusiaan Indonesia dan seluruh sahabat Kemanusiaan turut bahagia dan mendoakan. Amin
- Published in Suara KKI
Lembutkan Hati Kami
@ahmad fadjrie
Istri saya menghampiri. Matanya berkaca-kaca. Dengan suara bergetar ia berkata, “Bi, masih ada uang nggak?”
Saya bertanya balik, “Buat apa?”
Ia tidak menjawab, hanya menyodorkan gudgetnya.
Rupanya ada pesan wa dari salah seorang temannya. Tulisannya,
“Bu Euis, mohon maaf banget. Boleh saya pinjam uang lima ratus ribu? Saya dan keluarga betul-betul nggak punya apa-apa lagi. Ojek suami sudah susah banget dapat penumpang.”
Saya terdiam…
“Bi, aku tahu kita juga sangat merasakan dampak wabah ini. Tapi, aku nggak tega baca wa-nya. Aku kenal dia cukup lama. Selama ini dia nggak pernah ngeluh masalah ekonomi. Meski aku tahu kehidupan keluarganya pas-pasan. Bahkan kerap kali kekurangan. Kalau sekarang dia ngeluh, pasti udah sangat kepepet.”
Sayapun mencoba mengontak beberapa kenalan yang lokasinya di sekitaran rumah tersebut.
Tak berapa lama, saya mendapatkan screen shoot yang tak jauh beda. Ungkapan asa ditengah derita yang menghempas kehidupan keluarga.
“Bang, mau minta tolong. Saya punya TV 14 inc. Bisa nggak ya dituker ama beras . Berapa aja, Bang. Yang penting anak istri saya bisa makan. Saya sudah jual kemana-mana, tapi belum laku juga. Mina tolong banget ya, Bang. Saya sudah beberapa hari ini ngojek, nggak dapat penumpang. Sepi banget…😭😭 Atau kalau Abang nggak ada duit, saya gadai aja TV saya pake beras 5 liter. Nanti kalau saya punya duit, saya ganti…”
Saya terhenyak. Hati ini menangis. Pilu sekali rasanya.
Sahabatku,
Saya tidak tahu seberapa banyak keluarga Indonesia yang mengalami nasib yang sama seperti itu.
Boleh jadi, masih ada yang bisa bertahan mengais rejeki. Berjibaku dengan cara halal apapun. Berusaha mendapatkan penghasilan agar dapur bisa mengebul. Persis seperti pesan wa lainnya ini:
“Saya menyaksikan banyak saudara-saudara kita yang beralih ke jualan online ketika usahanya tutup terimbas corona. Ketika bayarannya dilebihkan sepuluh ribu aja dari harganya, ucapan terimakasihnya terus-terusan di iringi emot berurai airmata. 😭”
Bakan di antara mereka ada juga yang sudah seminggu tak pulang ke rumah. Bukan karena tak ada keinginan, namun karena tak ada yang bisa di bawa pulang.
“… Pengemudi taksi itu lesu kayak belum makan, sudah seminggu tak pulang ke Bogor ke rumahnya. Jangankan untuk biaya anak istri, untuk dia sendiri saja tak cukup setiap hari.
Tepercak air mata saya dan hati saya terenyuh. Hanya melebihkan ongkos taksi yang bisa saya berikan.”
Sahabatku,
Saya tahu, tak ada satupun di antara kita yang tidak mengalami pahitnya situasi ini. Semua kita terpapar derita, terinfeksi lara. Beraktivitas terbatas, berpenghasilan tak cukup meluas.
Meski begitu, jika kita masih beruntung karena tak cemas dengan beras dan kantong yang betul-betul ludes, masih bisa makan sehari tiga kali, masih bisa berselancar tanpa batas di media sosial, masih bisa tertawa bahagia, maka banyak-banyaklah bersyukur.
Kini dan and sini letak persaudaraan kita tengah diuji . Setelah banyak banyak dalil terselip di kedalaman memori.
Sungguh, nilai dan harga diri kita sangat tinggi jika tangan inipun terulur. Apalagi ketika kita sedang kekurangan.
Semakin lagi kita terhormat di mata Allah, manakala kita mendatangi mereka sebelum mereka merengek kepada kita. Karena, tak jarang, banyak orang sangat menjaga marwah mereka dengan tidak meminta-minta. Mereka bahkan lebih peduli nasib orang lain dari pada diri mreka sendiri.
Sungguh di antara tanda ketinggian empati adalah engkau menangis ketika ada saudaramu meminta kepadamu untuk kepentingan hajat kehidupan pokok mereka. Seperti yang ditunjukkan Abu Bakar Muhammad bin Sauqah.
Ia menangis tesedu saat keponakannya meminta dengan sangat agar dipenuhi hajat utama hidupnya.
Keponakannya tak enak hati, “Wahai paman, seandainya permintaanku menyebabkan engkau bersusah hati, pasti aku tidak akan meminta kepadamu.”
Abu Bakarpun menjawab,
مابكيت لسؤالك, إنما بكيت لأني لم أبتدﺉك قبل سؤالك
“Aku tidak menangis karena permintaanmu, tapi aku menangis karena aku tidak memberimu lebih dahulu sebelum kamu meminta kepadaku”
Sahabatku,
Perkenankan saya mengingatkan sebuah cuplikan nasehat buat siapapun yang memiliki kelembutan hati dari seseorang yang teramat mulia, Rasulullah Muhammad SAW.
“Para hari kiamat nanti Allah ‘azza wa jalla berfirman: ‘… Wahai anak Adam, kenapa engkau tidak memberi-KU makan ketika AKU meminta kepadamu? Dijawab, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa memberi makan kepada-MU, sedang Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?’ Allah berfirman, ‘Tidakkah Engkau tahu hamba-KU si fulan meminta makan kepadamu, kenapa engkau tidak memberinya makan? Tahukah, jika saja engkau memberinya makan, engkau akan mendapatinya di sisi-KU…”
“Ya Allah Ya Lathief… Lembutkanlah hati kami. Kuatkan tekad kami untuk bisa segera menghampiri dan menjumpai-MU di dunia ini dengan memberi kepada sesama di situasi sulit ini.” Aamien Yaa Rabbal ‘Aalamien…
#dirumahaja
#lawancovid19
SALURKAN BANTUAN ANDA MELALUI KOMITE KEMANUSIAAN INDONESIA
Bank Muamalat: 311-001-5736
BCA: 4740-51-3333
Atas Nama: Yayasan Kemanusiaan dan Kesejahteraan Indonesia
Gunakan Kode Transfer: 012 (untuk donasi Sembako Dhuafa) dan 013 (untuk donasi APD Tenaga Medis)
Contoh: Rp.1.000.012,-
Konfirmasi Donasi: 0878-7593-6892
Semoga kebaikan Sahabat Kemanusian hari ini menjadi pembuka pintu rezeki. Aamiin.
- Published in Suara KKI
Kita Harus Menyantuni Anak Yatim, Kenapa?
Oleh: Masturi Istamar, Lc., M.Phil., (Direktur Komite Kemanusiaan Indonesia dan Penggiat Sosial Kemasyarakatan)
Sahabat Kemanusiaan,
Menyantuni anak yatim adalah akhlak mulia dan moralitas kemanusiaan yang tinggi. Siapakah anak yatim? Yaitu seorang anak yang ditinggal mati oleh ayahnya dan ia belum mencapai usia akil baligh atau dewasa. Ia membutuhkan pertolongan dan kasih sayang dari kita orang yang ada disekitarnya. Karena ia tidak mungkin mendapatkan kasih sayang ayahnya yang telah tiada. Seorang yang penyayang kepada anak-anak yatim dan menyantuni mereka adalah seorang yang berbudi dan berakhlak mulia. Itulah pesan Nabi kepada Saib, sahabatnya:
“Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga.” [HR. Ahmad dan Abu Dawud]
Seorang Abdullah Ibnu Umar R.a. kala makan selalu menyertakan anak yatim agar turut serta makan di meja makannya. Seorang penyantun, lemah lembut, dan berupaya berbuat kebaikan kepada anak yatim, mengusap air mata mereka dengan tangan dan harta serta memasukkan kegembiraan ke dalam hati mereka adalah orang yang berhak mendapat gelar “Orang Berbudi Mulia”.
Sahabat Kemanusiaan,
Anda ingin berteman dengan Nabi Saw di Surga? Santuni anak yatim. “Aku dan orang-orang yang mengasuh/menyantuni anak yatim di Surga seperti ini”, Kemudian beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya. [HR. Bukhori].
Itulah Sabda Nabi untuk orang yang ingin berteman dengan beliau di Surga kelak. Masihkah berhitung dengan hasil yang akan anda peroleh, seperti kebiasaan kita dalam berbisnis? Anda berteman dengan Nabi di akhirat, dan beliau pasti menjadi penduduk Surga yang paling tinggi.
Pemberi makan dan minum yatim dijamin masuk surga,“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” [HR. Abu Ya’la dan Thobroni, Shohih At Targhib.]. Jangan sia-siakan kesempatan bila kesempatan itu datang.
Sahabat Kemanusiaan,
Pernahkah merasakan hati anda keras? Sulit meneteskan air mata, walau menyaksikan kepiluan di depan mata. Tidak merasakan iba atas penderitaan orang lain. Tidak peduli atas kesulitan yang diderita orang lain. Tidak timbul simpati dan empati sama sekali. Berarti hati anda itu membatu. Bahkan lebih keras dari batu, karena batu masih terkikis oleh air, lekang oleh panas. Sudah selayaknya anda berobat dan melaksanakan terapi hati. Terapi yang paling tepat untuk anda adalah menyantuni anak yatim, sebagaimana wasiat Sang Nabi SAW saat ada yang curhat tentang kekerasan hatinya.
Nabipun bertanya, “Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR Thobroni, Targhib wat tarhib].
Orang yang mengasihi anak yatim telah memposisikan diri seperti ayahnya. Naluriyah seorang ayah, memiliki karakter sayang dan mengasihi anak-anaknya. Dan orang yang mengasihi anak yatim memiki satu sifat lain, yaitu mengasihi anak yang bukan anak kandungnya. Yang bisa melakukan ini, pasti hatinya akan melembut, sekalipun sebelumya berhati keras. Itulah obat mujarab.
Sahabat Kemanusiaan,
Mau manfaat tambahan? Masih ada lagi, yaitu terpenuhinya kebutuhan dan terwujudnya apa yang dicari. Sang Maha Rahman dan Maha Rahim, pasti akan menyayangi para penyayang, apalagi penyayang yatim. “Orang-orang yang pengasih, akan dikasihi oleh Ar Rohman (Yang Maha Pengasih) SWT. Kasihilah siapa yang ada dibumi niscaya engkau dikasihi oleh yang di langit.” [HR. Abu dawud, Tirmidzi dan lain-lain].
Sahabat Kemanusiaan,
Apa yang bisa kita lakukan bila ingin berbuat baik kepada yatim?
- Memberi makan dan pakaian, serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya.
- Mengusap kepalanya serta menunjukkan kasih sayang kepadanya, seperti yang ditunjukkan Sahabat Ibnu Umar R.a. jika melihat anak yatim, beliau mengusap kepalanya dan memberinya sesuatu.
- Membiayai sekolahnya, sebagaimana seseorang ingin menyekolahkan anaknya.
- Mendidiknya dengan ikhlas, sebagaimana keikhlasanya dalam mendidik anak kandungnya sendiri.
- Jika ia melakukan perbuatan yang mengharuskan di beri hukuman, maka bersikap lemah-lembut dalam mendidiknya.
- Bertakwa kepada Alloh dalam mengelola harta anak yatim, jika anak yatim itu mempunyai harta kekayaan.
- Mengembangkan harta anak yatim dan bersikap ikhlas di dalamnya, sehingga hartanya tidak habis oleh zakat.
Sahabat Kemanusiaan, Ramadzhan telah menjelang, bulan Sya’ban hampir mencapai penghujungnya, buatlah si yatim tersenyum, sehingga Ramadhan tersenyum menyambutmu. Ahlan wa sahlan ya Ramadhan 1441 H.
SALURKAN BANTUAN ANDA MELALUI KOMITE KEMANUSIAAN INDONESIA
Bank Muamalat: 311-001-5736
BCA: 4740-51-3333
Atas Nama: Yayasan Kemanusiaan dan Kesejahteraan Indonesia
Gunakan Kode Transfer: 012 (untuk donasi Sembako Dhuafa) dan 013 (untuk donasi APD Tenaga Medis)
Contoh: Rp.1.000.012,-
Konfirmasi Donasi: 0878-7593-6892
Semoga kebaikan Sahabat Kemanusian hari ini menjadi pembuka pintu rezeki. Aamiin.
- Published in Suara KKI
Kita Bersama Dimasa Diberlakukannya PSBB
Oleh: Masturi Istamar, Lc., M.Phil., (Direktur Komite Kemanusiaan Indonesia dan Penggiat Sosial Kemasyarakatan)
Sahabat Kemanusiaan, kebersamaan yang merupakan fitrah kemanusiaan semula jadi, akan terus terpupuk di kala hidup ini mudah. Dan akan semakin subur kala kehidupan ini sulit. Benih-benih kebersamaan adalah *peduli, simpati, empati, keinginan berbagi. Di masa diberlakukannya PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar ) di beberapa daerah kesulitan hidup semakin terasa. Berikut curhatan teman Bang Kiki, semoga sahabat kemanusiaan bisa menangkapnya:
Salam Sejahtera,
Bang KIKI, sahabat kemanusiaan,
Aku Ardi ( bukan nama sebenarnya ). Kegiatanku sehari-hari mengajar non formal anak-anak usia SD hingga SMP dan bimbel pelajaran sekolah setingkat SD. Untuk meningkatkan dedikasi, tempat aktifitas mengajar, kuberi nama Rumah Penuh Harapan. Impianku seperti yang didendangkan dalam lagu – ” Suatu Saat Nanti Gubuk Bambu Ini Jadi Istana” – suatu saat nanti akan jadi Lembaga Pendidikan untuk fakir miskin dan yatim piatu.
Eeee Corona datang Bang. Sejak itu, ngajar stop dan aku jadi nggak ada pemasukan. Sedang aku juga nggak punya pekerjaan lain. Padahal aku seorang kepala rumah tangga.
Bang KIKI, Saat ini aku bukan ingin meminta makan, aku ingin mencari kerja. Tapi betapa sulitnya cari kerja di masa darurat ini. Sedangkan jutaan pekerja di PHK dan dirumahkan tanpa gaji dan tanpa pesangon. Aku juga kasihan sama mereka.
Ya, saat ini masa darurat buat semua orang. Karena penyakit tidak pilih kaya atau miskin, laki atau perempuan. Siapa saja bisa kena. Maka kesulitanpun juga dirasakan. Itulah Bang KIKI kondisiku.”
Maaf Bang KIKI, aku terlalu jujur sama Abang. Yang penting hatiku jadi plong bisa curhat, karena aku tahu Abang tulus, tidak akan pernah mentertawakanku, apalagi melecehkanku. Kutahu Bang KIKI peduli. Terima kasih Bang. ”
( Ardi )
Itulah Sahabat Kemanusiaan, sebuah curhatan yang masuk ke inbox Bang KIKI. Ujian untuk meningkatkan kebersamaan kita. Dan peluang amal sholeh buat kita semua. Sedikit yang bisa kita bagi, akan mengangakat dedikasi mereka untuk berusaha. Karena mereka merasa tidak sendiri, tapi “BERSAMA”.
SALURKAN BANTUAN ANDA MELALUI KOMITE KEMANUSIAAN INDONESIA
Bank Muamalat: 311-001-5736
BCA: 4740-51-3333
Atas Nama: Yayasan Kemanusiaan dan Kesejahteraan Indonesia
Gunakan Kode Transfer: 012 (untuk donasi Sembako Dhuafa) dan 013 (untuk donasi APD Tenaga Medis)
Contoh: Rp.1.000.012,-
Konfirmasi Donasi: 0878-7593-6892
Semoga kebaikan Sahabat Kemanusian hari ini menjadi pembuka pintu rezeki. Aamiin.
- Published in Suara KKI