Lahir di Pengungsian, Bayi ini Diberi Nama Gempar Skala Ricter
Senin 27/08/18 Tim relawan Komite Kemanusiaan Indonesia Wilayah NTB kembali menyambangi pengungsi yang ada di Bukit Jeringo, Kecamatan Pringgabaya, Lotim.
Kedatangan Tim KKI Kali ini sebagai respon terhadap info dari Mas Gathan selaku koordinator posko pengunsian Bukit Jeringo, Bahwa Bu Heny sabtu Malam (25/018) sekitar pukul 23.00 wita melahirkan putra keduanya di puskesmas darurat terdekat dari pusko pengungsiannya. Putranya diberi nama Gempar Skala Ricter Purnama.
Sebelumnya kamis 23/08/18, Bu Heny sempat bertemu dengan relawan KKI yang sedang turun melakukan assement sekaligus memberikan bantuan kepada para pengungsi. Istri Pak Musmujiono ini menyampaikan kalo dirinya sebentar lagi akan lahiran dan berharap ada bantuan tim medis yang akan membantu persalinannya, dan juga bantuan perlengkapan bayi.
“Pak sekitar 2 atau 3 Hari lagi saya akan melahirkan, keluarga kami butuh bidan atau tim medis untuk membantu. Perlengkapan bayi yang sudah Kami siapkan ikut tertimbun di bawah reruntuhan rumah kami, ujar Bu Heny dengan penuh harap kepada Bang Amri selaku sekretaris KKI wilayah NTB dan Tim yang turun saat itu.
Rumah keluarga ini roboh menjadi rata dengan tanah sejak gempa bumi dengan kekuatan 6,9 SR ahad malam kemarin (19/08/18). Selain itu Suami Bu Heny, bapak Musmujiono mengalami patah tulang pada kaki kanan bagian bawah karena kecelakaan yang dialaminya saat gempa terjadi.
Siang tadi saat tim menemuinya untuk menyerahkan sedikit perlengkapan bayi, Kami melihat hal yang sangat memilukan dimana keluarga ini sedang berada di “tenda” yang terbuat dari kain jaring yang sudah tidak layak pakai. Sebelumnya keluarga ini ikut mengungsi diposko Bukit Jeringo, namun mengingat kondisi disana tidak bersahabat untuk kesehatan sang bayi, Jadi mereka terpaksa turun dan kembuat tenda disamping rumah kerabatnya yang tidak jauh dari rumahnya yang roboh.
Saat ini, Pak Musmujiono beserta keluarga sangat membutuhkan Terpal untuk membuat tenda yang lebih layak, perlengkapan bayi, juga sembako untuk menyambung hidup mereka beberapa waktu kedepan.
Bantuan sekecil apapun dari anda sangat mereka butuhkan.
SALURKAN DONASI ANDA MELALUI KOMITE KEMANUSIAAN INDONESIA
Bank Muamalat: 311-001-5736
BCA: 4740-51-333
Atas Nama: Yayasan Kemanusiaan dan Kesejahteraan Indonesia
Kode Transfer: 18 (Contoh: Rp.1000.018
Konfirmasi Donasi: 0878-7593-6892
#pray4lombok #donasilombok #pedulilombok #kemanusiaanindonesia #kki #prayforlombok #gempalombok
- Published in Berita
Miris, 1 MCK Darurat Dipakai Ribuan Orang Di Pengungsian Ini
Salah satu fakta yang membuat kami, relawan Komite Kemanusiaan Indonesia sedih adalah ketika mengunjungi salah satu kemah pengungsian di Bukit Jeringo, Lombok Timur, NTB. Di pengungsian yang di huni oleh 2 kampung dengan total ada 357 KK yang terdiri dari 1.544 jiwa memanfaatkan hanya 1 buah MCK darurat dengan ukuran kurang lebih 2×2 meter persegi.
“MCK darurat ini kami buat dengan swadaya warga yang sama-sama mengungsi di Bukit Jeringo ini, ini adalah MCK satu-satunya yang ada di kemah pengungsian ini”. Gatan, Tokoh muda Labuan lombok yang juga mengungsi di Bukit Jeringo.
Salah satu program Komite Kemanusiaan Indonesia yang sudah kami rencanakan adalah pembuatan MCK darurat untuk para pengungsi di beberapa konsentrasi pegungsian.
Bantuan sekecil apapun dari anda sangat mereka butuhkan.
SALURKAN DONASI ANDA MELALUI KOMITE KEMANUSIAAN INDONESIA
Bank Muamalat: 311-001-5736
BCA: 4740-51-333
Atas Nama: Yayasan Kemanusiaan dan Kesejahteraan Indonesia
Kode Transfer: 18 (Contoh: Rp.1000.018
Konfirmasi Donasi: 0878-7593-6892
#pray4lombok #donasilombok #pedulilombok #kemanusiaanindonesia #kki #prayforlombok #gempalombok
- Published in Berita
Bantuan Terpal dan Makanan untuk Pengungsi Di Desa Batuyang
Kemarin sore (23/8) Relawan Komite Kemanusiaan Indonesia kembali melakukan asessment bencana ke salah satu kemah pengunsian di Dusun Pademare, Desa Batuyang, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, NTB.
Selain melakukan asessment bencana, kami juga mendistribusikan paket makanan dan juga terpal untuk membuat tenda darurat.
Bantuan yang dibutuhkan pengungsi di Dusun Pademare hampir sama dengan di pengungsian lain, seperti makanan siap saji, air minum dan air bersih, MCK, obat-obatan dan tenaga medis.
Khusus obat-obatan dan tenaga medis dirasa lebih mendesak keperluannya karena ada beberapa orang ibu-ibu sedang hamil besar dan akan segera melahirkan.
Bantuan sekecil apapun dari anda sangat mereka butuhkan.
SALURKAN DONASI ANDA MELALUI KOMITE KEMANUSIAAN INDONESIA
Bank Muamalat: 311-001-5736
BCA: 4740-51-333
Atas Nama: Yayasan Kemanusiaan dan Kesejahteraan Indonesia
Kode Transfer: 18 (Contoh: Rp.1000.018
Konfirmasi Donasi: 0878-7593-6892
#pray4lombok #donasilombok #pedulilombok #kemanusiaanindonesia #kki #prayforlombok #gempalombok
- Published in Berita
Kekurangan Makanan dan Air Bersih Di Pengungsi Bukit Jeringo, Lombok Timur
Pagi ini (24/8) Relawan Komite Kemanusiaan Indonesia kembali mengunjungi pengungsi di Bukit Jeringo, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, NTB untuk mendistribusikan bantuan makanan dan assesment bencana.
Di bukit yang dulu nya menjadi salah satu destinasi wisata ini terdapat 357 KKI yang terdiri dari 1.544 jiwa. Dengan tenda darurat dari terpal dan beralaskan karpet seadanya, keterbatasan selimut membuat para pengungsi, khusus nya anak-anak merasakan suhu yang sangat dingin di malam hari.
Kekurangan makanan, air bersih dan minim nya fasilitas MCK membuat beberapa pengungsi di Bukit Jeringo dari balita sampai orang dewasa mulai terserang penyakit seperti batuk, demam, panas dan diare, keterbatasan tenaga medis dan obat-obatan membuat keadaan semakin sulit.
Bantuan sekecil apapun dari anda sangat mereka butuhkan.
SALURKAN DONASI ANDA MELALUI KOMITE KEMANUSIAAN INDONESIA
Bank Muamalat: 311-001-5736
BCA: 4740-51-333
Atas Nama: Yayasan Kemanusiaan dan Kesejahteraan Indonesia
Kode Transfer: 18 (Contoh: Rp.1000.018
Konfirmasi Donasi: 0878-7593-6892
#pray4lombok #donasilombok #pedulilombok #kemanusiaanindonesia #kki #prayforlombok #gempalombok
- Published in Berita
Sejumlah warga di Lombok kekurangan bantuan, warga ‘makan sekali sehari’
Sejumlah titik pengungsian korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, kini kekurangan bantuan logistik, baik makanan maupun terpal. Beberapa desa dilaporkan berebut bantuan.
Namun Satuan Tugas (satgas) Penanganan Korban Gempa Lombok mengklaim telah mendistrikbusikan bantuan secara merata ke seluruh daerah.
Atas alasan jumlah personel yang terbatas, pengungsi didorong mengambil sendiri bantuan ke kantor-kantor pemerintahan.
“Kemarin ada bantuan datang, tapi disetop pengungsi desa sebalah, bantuan diambil dan tidak jadi diantar ke desa kami,” ujar Azhar, pengungsi di Desa Labuhan, Lombok Timur, Kamis (23/08).
Azhar menyebut panganan yang tersedia di pengungsiannya hanya mi instan. Akibat keterbatasan itu, klaimnya, belakangan beberapa pengungsi terpaksa makan sekali sehari.
“Bantuan terakhir dari swadaya warga, kami makan apa yang ada. Mau cari ke mana, rumah juga rusak semua, takut roboh, tidak berani pulang,” tuturnya.
Kondisi serupa juga terjadi di kawasan Senaru, Lombok Utara. Menurut kantor berita Antara, Rabu lalu tak seluruh tenda pengungsian masih menyimpan bahan makanan.
Nursa’ad, warga Senaru, menyebut bantuan dari pemerintah daerah terakhir ke pengungsiannya datang dua pekan lalu. Sementara bantuan yang datang belakangan disebutnya merupakan inisiasi masyarakat.
“Di desa ada saya lihat bantuan, tapi banyak yang menumpuk. Penyalurannya tidak merata,” kata Nursa’ad.
Namun Komandan Satgas Penanganan Korban Gempa Lombok, Kolonel Ahmad Rizal, menyebut pendistribusian bantuan telah terkoordinasi dan mencapai berbagai wilayah terdampak bencana.
Ahmad mengatakan pemda menyalurkan bantuan, bukan hanya melalui jalur darat, tapi juga helikopter untuk menjangkau daerah terpencil.
“Logistik sudah didistribusikan, dikoordinasi oleh Dinas Sosial, dengan bantuan babinsa dan babinkamtibmas, diserahkan ke kecamatan, lalu kelurahan dan dusun.”
“Mungkin ada beberapa masyarakat yang belum puas. Tingkat kepuasan kan beda-beda,” kata Ahmad via telepon.
Untuk mempercepat distribusi bantuan, Ahmad mendorong pengungsi mengambil bantuan ke kantor-kantor pemda terdekat. Ia beralasan, personel yang bekerja terbatas.
“Kami minta proaktif masyarakat, jemput bola ke desa dan kecamatan. Jangan menunggu,” ujarnya.
Meski begitu, Azhar dari Desa Labuhan, menyebut pengambilan bantuan di kantor pemda juga terkendala. Ia mengklaim harus memenuhi sejumlah persyaratan, padahal bantuan mendesak dibutuhkan.
“Harus ada prosedur, tidak cepat, harus tanda tangan ini itu. Kan repot. Ini masalahnya perut.”
“Kalau tidak ada bencana, tidak ada bantuan tidak apa-apa. Ini bencana, perekonomian lumpuh. Toko semua tutup,” kata Azhar.
Sementara itu, pemerintah menargetkan pembangunan kembali pemukiman warga korban gempa bergulir September mendatang.
Kolonel Ahmad Rizal mengatakan, pekan depan pemda harus sudah memverifikasi 10 ribu rumah rusak agar bantuan tunai rehabilitasi dapat dicairkan.
Terdapat tiga kategori kerusakan rumah akibat gempa Lombok. Pemilik rumah rusak berat akan diganjar bantuan Rp50 juta per unit.
Adapun mereka yang rumahnya rusak sedang dan rusak ringan masing-masing akan mendapat Rp25 juta dan Rp10 juta.
Fachrurozi, warga Desa Pohgading, Lombok Timur, berharap bantuan perbaikan rumah dapat segera cair agar dapat meninggalkan pengungsian.
“Rumah saya setengah ambruk, mau saya tempati tapi dinding sudah retak. Karena ada gempa susulan, makin banyak yang rusak.”
“Saya ingin konstruksi yang tahan gempa. Biar beda tidak apa-apa yang penting tahan,” ujarnya saat dihubungi dari Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berjanji akan segera menyediakan material rumah tahan gempa ke Lombok. Langkah ini vital karena Wakil Presiden Jusuf Kalla menargetkan rehabilitasi Lombok selesai dalam enam bulan.
“Yang kami dorong teknologi fabrikasi agar masyarakat tidak membuat rumah dari nol atau dari material mentah seperti semen atau baja. Jadi tinggal dirakit agar lebih mudah.”
“Rumah yang kami sarankan bisa dibangun cepat, enam jam sampai atap. Kalau masyarakat membangun konvensional tidak mungkin selesai enam bulan,” kata Arief Sabaruddin, Kepala Puslitbang Perumahan dan Pemukiman.
Sejak gempa berkekuatan 7 skala richter mengguncang Lombok pada 5 Agustus lalu, lindu masih terus terjadi di pulau tersebut.
Korban meninggal akibat bencana lindu ini telah mencapai 515 orang, sementara sekitar 7.145 orang luka-luka.
Hingga 21 Agustus lalu, pengungsi di Lombok tercatat mencapai 431 ribu orang. Rumah yang rusak pascagempa sebanyak 73 ribu unit.
Sumber: BBC
- Published in Berita
436 Korban Meninggal Dunia akibat Gempa di Lombok
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, hingga Senin (13/8/2018) tercatat jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencapai 436 orang.
Dari 436 korban meninggal dunia, sebanyak 259 orang sudah terdata oleh kepala desa dan Babinsa serta terverifikasi melalui surat kematian dari Dinas Dukcapil.
“Sisanya dalam proses administrasi di Dinas Dukcapil msing-masing kabupaten. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa,” ujar Sutopo melalui keterangan tertulisnya, Senin (13/8/2018).
Sebaran korban meninggal dunia yakni, di Kabupaten Lombok Utara 374 orang, Lombok Barat 37 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 12 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Lombok 2 orang.
Korban luka-luka tercatat 1.353 orang yang terdiri dari 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan.
Korban luka-luka, menurut Sutopo, paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang.
“Lombok Utara adalah daerah yang paling terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa 7 SR,” kata dia.
Sementara itu, lanjut Sutopo, jumlah pengungsi sering berubah. Hal ini disebabkan banyak pengungsi pada siang hari kembali ke rumahnya atau bekerja di kebunnya.
Kemudian pada malam mereka kembali ke pengungsian. Ada juga pengungsi yang sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
Berdasarkan data dari Posko Tanggap Gempa Lombok per Senin (13/8/2018), tercatat ada 352.793 pengungsi.
Sebaran pengungsi terdapat di Kabupaten Lombok Utara 137.182 orang, Lombok Barat 118.818 orang, Lombok Timur 78.368 orang, dan Kota Mataram 18.368 orang.
“Secara umum pengungsi yang mengungsi di lapangan atau lahan terbuka mendirikan tenda bantuan dari BNPB, TNI, Polri, Kemensos, Kementerian PUPR, Pemda, NGO dan lainnya. Pendataan pengungsi terus dilakukan,” tutur Sutopo.
Sumber: Kompas.com
- Published in Berita
Ini yang Dibutuhkan Korban Luka Gempa Lombok
Gempa berkekuatan 6,5 SR menghantam wilayah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada Minggu 29 Juli 2018 pukul 05.47 WIB. Lokasi terdampak yaitu di kecamatan Bayan, Kecamatan Senaru, Kabupaten Lombok Utara dan Kecamatan Sembalun, Kecamatan Sombelia, Lombok Timur.
Berdasarkan data terbaru dari Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, data korban yang berjatuhan mulai bertambah. Korban meninggal dunia sebanyak 15 orang, 52 orang luka berat, dan 183 orang luka ringan.
Beberapa upaya kesehatan yang dilakukan mencakup pengiriman tim pendamping RHA, menyiapkan mobilisasi tim sub klaster layanan kesehatan dan pengendalian penyakit, hingga menggelar tenda layanan kesehatan menggantikan Puskesmas yang belum operasional.
Selain itu, upaya untuk menstabilisasi korban di tenda lapangan, selanjutnya dirujuk ke RSUD Lombok Timur. Tim klaster kesehatan, Pusat Kesehatan TNI, dan dari MDMC Muhammadiyah dikirim ke lokasi.
Sumber: Viva.co.id
- Published in Berita
Gempa Kembali Guncang Lombok, Bermagnitudo 6,2, Warga Berhamburan
Gempa bumi kembali mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018) sekitar pukul 12.25 WIB. Menurut analisis BMKG, gempa bumi bermagnitudo 6,2.
Warga yang kaget akan guncangan gempa berhamburan ke luar rumah.
BMKG melaporkan, lokasi pusat gempa berada di 8.36 LS,116.22 BT, sekitar 6 km ke arah barat laut Lombok Utara. Pusat gempa berada di kedalaman 12 kilometer. Gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Sumber: Kompas.com
- Published in Berita
Data Korban Gempa Lombok: 131 Meninggal, 1.447 Luka Berat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) memiliki data terbaru terkait korban jiwa dan kerusakan lain yang ditimbulkan akibat gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Data per Rabu (8/8/2018), total korban meninggal dunia menjadi 131 orang di beberapa daerah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan semua korban meninggal dunia merupakan warga negara Indonesia (WNI).
“Jumlah korban meninggal sebarannya di Kabupaten Lombok utara 78 orang, Lombok Barat 24 orang, Lombok Timur 19 orang, Kota Mataram 6 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Denpasar 2 orang,” jela Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8/2018).
Namun, Sutopo mengatakan informasi tersebut masih perlu diverifikasi dan diidentifikasi lebih lanjut. Selain itu, terdapat 1.477 orang yang mengalami luka berat dan sedang dirawat inap. Sementara itu, BNPB masih belum memiliki data jumlah korban yang mengalami luka ringan.
“Untuk korban yang mengalami luka ringan atau hanya berobat jalan, masih belum dapat didata karena jumlahnya yang sangat banyak,” kata Sutopo.
Kemudian, jumlah sementara orang mengungsi saat ini sebanyak 156.003 orang. Terkait dampak gempa terhadap fasilitas di Lombok, BNPB mencatat sejumlah 42.239 rumah dan 458 unit sekolah yang mengalami kerusakan.
Data tersebut masih bersifat sementara. Sutopo memprediksi jumlah korban akibat bencana tersebut masih akan bertambah. Saat ini, tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi.
Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 7 mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018), pukul 18.46 WIB. Gempa bumi tersebut terasa hingga ke Bali dan Nusa Tenggara Timur.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendata, lokasi paling parah terdampak gempa yaitu, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.
Sumber: Kompas.com
- Published in Berita
Ini yang Dibutuhkan Pengungsi Korban Gempa Lombok
Kepala Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ahsanul Khalik mengatakan pengungsi gempa Lombok membutuhkan makanan, air mineral, selimut, terpal, tenda, matras, tikar, pakaian, dan kebutuhan anak anak. “Bantuan datang dari berbagai kalangan,” kata Ahsanul kepada Tempo, Selasa, 31 Juli 2018.
Kementerian Sosial memberikan bantuan dana sebesar Rp657,36 juta untuk korban gempa. Sebanyak Rp225 juta di antaranya untuk 15 keluarga korban meninggal dunia Rp15 juta per korban dan Rp135 juta untuk korban luka-luka atau Rp2,5 juta per orang. Walikota Mataram Ahyar Abduh memberikan bantuan Rp100 juta untuk korban di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara.
Masyarakat secara spontan mengumpulkan sumbangan. “Respon masyarakat sangat bagus,” ujar Ahsanul. Bantuan disalurkan langsung kepada pengungsi di tempat-tempat penampungan.
Sejak Senin 30 Juli 2018 kemarin, di sepanjang jalan di Kabupaten Lombok Timur hingga Mataram sekelompok masyarakat mengumpulkan donasi dari pelintas jalan. Komunitas alumni SMA Negeri 2 Mataram, menghimpun dana dari 250 alumninya sejumlah Rp30 juta. “Kami bawakan bantuan makanan dan keperluan sehari-hari lainnya,’’ ujar Linke, seorang alumni.
Di Kabupaten Lombok Barat, para pegawai negeri sipil menghimpun bantuan berupa uang, mi instan, beras, telur, selimut, hingga popok bayi.
Di Sembalun dan Bayan terkumpul satu ton beras, lebih dari 750 kardus mi instan, puluhan kardus air minum kemasan, dan beberapa kardus pakaian layak pakai telah terkumpul. Bantuan itu akan distribusikan ke lokasi bencana di Lombok Timur, Lombok Utara, dan daerah itu sendiri. “Jangan sampai kami hanya membantu di wilayah lain, tapi lupa wilayah sendiri yang juga terdampak,” ujar Nadjib yang turut mendistribusikan bantuan untuk korban gempa Lombok.
Sumber: Tempo.co
- Published in Berita
- 1
- 2